Sabtu, 20 Desember 2008

Eksotisnya Perempuan Timurr [nyam]

Waktu gue jalan ke mal beberapa hari lalu, gue ketemu sama bule yang [aww..!] mayan hensum. Awalnya tu bule keliatan lagi sndirian ngeliatin barang-barang di toko yang sama ma gue. Tsah! Misi dadakanpun dilaksanakan, Lirik-lirik dikit, tepe-tepe dikit sapa tau tu bule tertarik.. eh! taunya misi gue terhenti karena tiba2 ada mbak2 yang nyamperin dia. Seorang mbak2 pribumi dengan segenap fitur-fitur ‘aseli’ Indonesah.. ‘oh, guidenya paling’ tebakan gue dalem hati. BUT!! . tebakan gue dan bayangan si bule hensum ini still single ambruk ketika gue denger tuh mbak2 bilang: ‘honey, go home yuk..’

Jedengg. w..w.. whaaat?. Gue Cuma terpana ngeliat mereka berlalu begitu saja sambil bergandengan tangan didepan gue. Nah! Kejadian itutuh yang mendasari gue menulis artikel ini, gue ingin mencoba menjawab dengan sotoy mengapa pria bule cenderung menyukai perempuan lokal atau Asia dengan fitur-fitur ‘asli’ (kecuali sophia latjuba, she’s too pretty for anyone i guess).

Menurut gue hal ini ga jauh-jauh dari stereotype yang nempel di kalangan org2 bule bahwa wanita timur itu ‘Eksotis’. Kata eksotis yang dalam kamus bahasa Inggris berarti ‘strange or foreign’, semestinya mengacu pada hal-hal yang asing atau ‘the Other’. Bagi kita orang Indonesia, Starbucks itu eksotis kok sebetulnya, makanya kita begitu tertarik buat nyobain.
Namun pada praktiknya sepertinya kata eksotis cuman lekat dengan dunia Timur atau Oriental. Sebab Timur (untuk sementara kita pakai Timur-Barat sebagai oposisi biner ya, soalnya kajiannya berangkat dari Orientalisme) adalah dunia Other untuk orang Barat. Dalam orientalisme, kata eksotis digunakan untuk mendeskripsikan makanan, tempat, hewan dan tentu saja manusia-manusia lain di luar Eropa yang memiliki penampilan fisik yang berbeda dari orang Eropa.

Maka sampailah kita pada dualisme Timur-Barat. Semua yang berasal dari Timur tentu saja eksotis bagi orang Barat. Dunia Timur yang dijelajahi orang Eropa jaman dulu salah satunya adalah Asia, termasuk Indonesia.

Apa sih yang membuat wanita kita begitu menarik untuk mereka?

Uhm, Tanah-tanah dan rakyat-rakyat asing di luar Eropa menimbulkan bayangan pengalaman seksual yang baru, maka dunia itu jadi menarik tapi sekaligus mengerikan bagi imajinasi Eropa. -Please notice the word ‘imagination’ here.- Harapan kesenangan seksual itu didasarkan pada asumsi bahwa ras-ras yang berkulit gelap atau non-Eropa itu tak bermoral, mengumbar seks, mengumbar nafsu dan selalu berhasrat pada orang Eropa (Loomba 2003: 204)

Stereotipe-stereotipe terhadap perempuan Timur banyak dipengaruhi pandangan Barat terhadap ‘the Other’ dan tentu saja ditambah dengan stereotipe yang dikembangkan oleh ideologi patriarki. Ideologi patriarki telah mengembangkan stereotipe bahwa perempuan itu harus feminin dan heteroseksual, keibuan dan penuh pengasuhan (Hidajadi 2000: 8). Naaah, salah satu penggambaran terhadap perempuan timur yang sangat dinikmati oleh orang Eropa adalah ketidakberdayaan dan kesetiannya. Ini misalnya, mereka dapatkan dari penggambaran-penggambaran tentang janda yang membakar diri ketika suami mereka meninggal atau yang disebut sati.

Informan gue [David, seorang teman asal Huelva,Spain] mendefiniskan perempuan eksotis sebagai fragile atau rapuh. (jadi inget sting. Punya lagu judulnya fragile, dan lagu arab2annya itu, dessert rose. Jadi inget juga, si david ini pernah dateng ke Surabaya buat ketemu gue, yep gue ketemu dan berinteraksi dengan sotoynya dengan inggris gue yang pas-pasan:haha: -nxt tme gue ceritain-). Jadi, Laki-laki senang memposisikan diri sebagai pelindung bagi perempuan (hayo ngaku smuanya! ngaku!). Adanya asumsi bahwa perempuan Barat lebih bebas, lebih kuat dan tidak begitu bergantung lagi pada laki-laki di jaman modern ini karena lahirnya gerakan feminisme di Barat, menyebabkan laki-laki kemudian mencari kesenangan itu pada ‘the Other’, dengan gambaran kesetiaan dan ketidakberdayaannya, feminin dan patuh yang akhirnya jadi begitu merayu. Karena meskipun perempuan adalah wahana seksualitas, tetapi laki-laki adalah pelaku seks dan dengan demikian menjadi subyek yang bisa “mengendalikan” atau “menggarap” perempuan sebagai obyek seksualnya (Suryakusuma 1991: 14)

Mungkin itu juga sebabnya di film ‘Kawin Kontrak’, tiga laki-laki dari Jakarta yang baru lulus dari SMA pergi ke desa buat kawin kontrak, dan jatuh cinta pada perempuan desa. Apakah laki-laki Indonesia juga mulai kehilangan kesenangan itu pada perempuan-perempuan di kota besar? Apakah laki-laki di kota besar saat ini lebih memilih perempuan-perempuan daerah yang lebih ’belum terkontaminasi’? (haloow..ada perempuan daerah disinii.. Malang kota besar ga yah?? Huehehehehe)

Tapiii, selain perempuan eksotis dianggap penurut secara seksual, namun mereka juga digambarkan liar. Orang-orang Eropa pergi menaklukan tanah jajahan dengan tujuan untuk membebaskan tanah dari orang-orang barbar yang diasumsikan tidak memiliki moralitas seperti orang Eropa. Maka dengan asumsi seperti itu, orang Eropa juga menganggap bahwa masyarakat di luar Eropa tidak memiliki moralitas dalam hal seks termasuk para perempuannya. Sehingga mereka mengasosiasikannya dengan keserbabolehan seks.

Penaklukan akan tanah jajahan juga membawa fantasi bagi laki-laki Eropa untuk menyelamatkan perempuan pribumi dari laki-lakinya yang biadab. Perempuan-perempuan Timur keluarga kerajaan atau kelas/kasta atas yang ditonton oleh, bercinta dengan, dan diselamatkan oleh laki-laki Eropa telah menjadi bagian dari ksiah-kisah kolonial dari abad ketujuh belas sampai sekarang ini (Loomba 2003: 198-199). Laki-laki Timur selalu digambarkan memiliki sifat-sifat feminin, homoseksual, atau sebagai bandit cabul. Dari mereka inilah laki-laki Eropa yang jantan tapi sopan menyelamatkan perempuan pribumi. Tindakan penyelamatan untuk memuaskan sifat ego maskulin pria.

Nah imajinasi-imajinasi demikianlah yang menyebabkan perempuan Timur dengan segala atributnya sangat seksi buat laki-laki Eropa. Even dengan fitur-fitur ’asli’nya:haha: Hal ini juga dimanfaatkan oleh penjual musik pop. Saat ini yang sedang sangat terkenal adalah Shakira, dengan belly dancenya. Ia setengah Lebanon dan setengah Colombia, gimana gak seksi coba? Satunya Asia (arab), satunya lagi amerika selatan. Coba perhatiin video klip ‘hips dont lie’ yang sangat menjual dirinya sebagai penyanyi ‘dari negara dunia ketiga’. Bahkan liriknya pun mengaktualisasikan hal ini. Kalo di negara kita, contohnya tuh Mulan Jameela, yang mengenakan segala atribut kearaban yang ’eksotis’, (tapi belly dancenya mulan ga oke ah, gitu-gitu doang). Jadi kesimpulannya, perempuan lokal dimata laki-laki Eropa itu rapuh, feminin dan penurut, tapi liar di ranjang. :wow:

10 komentar:

  1. iyah, menurut aku si begitu jii..
    ada kritik saran sanggahan? he

    BalasHapus
  2. gila..dibalik seorang sitah?
    ternyata gaya bhsanya berattt uiyy..
    anyway, nice, tidak terkesan sotoy, bkin pola pkir baru..
    hmm intinya rumput tetangga lebih ijo kn?haha..

    BalasHapus
  3. btw liar di ranjang itu ap sih buu?
    tidur nya nendang2? -_-`

    BalasHapus
  4. @ulin: lin, sbetulnya..gw ndiri juga bingung kok lin. tapi intinya, kita tmsuk perempuan timur loh lin, artinya lageh, kia sekseh seksehh..yeah! hahaha :ap cb?:

    BalasHapus
  5. @totoh: :shy: mkaci cetoh..
    liar di ranjang ituh ya kaya gw, pagi2 bangun kaos kaki ilang sbelah..slimut acakadut..sepre kelipet-lipet..gtu2 d :hueheu:

    BalasHapus
  6. @shita
    klo mma mu liat nak..ckckck..:geleng2:
    kirain abis mimpi smackdown sm guling
    haha..bengis di ranjang ini mah..

    BalasHapus
  7. jadi penasaran,
    gimana pandangan cewe barat ke cowo timur?

    BalasHapus
  8. artikel yg sangat menarik shita.tapi kan cowok emang begitu. :-P

    BalasHapus